Kajian Etnolinguistik

Kajian yang bisa dilakukan selain menggunakan semiotika adalah kajian Etnolinguistik. 

Etnolingustik berasal dari kata etnologi dan linguistik, yang lahir sebagai penggabungan antara pendekatan oleh etnolog atau antropolog budaya dengan pendekatan linguistik. Etnolinguistik dapat digolongkan menjadi dua yaitu, (1) kajian linguistik yang memberikan sumbangan bagi etnolog dan (2) kajian etnologi yang memberi sumbangan bagi linguistik

Etnolinguistik menurut Foley (dalam Abdullah dan Pitana, 2016: 17) yaitu cabang linguistik yang menaruh perhatian terhadap posisi bahasa dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas untuk memajukan dan mempertahankan praktik-praktik budaya dan struktur sosial. Secara operasional, etnolinguistik dapat didefinisikan sebagai cabang linguistik yang dapat digunakan untuk mempelajari struktur bahasa dan/atau kosakata 12 bahasa masyarakat etnis tertentu berdasarkan cara pandang dan budaya yang dimiliki masyarakat penuturnya dalam rangka menyibak atau mengungkap budaya masyarakat tertentu (Baehaqie, 2013: 15). 

Dalam hal ini, etnolinguistik memanfaatkan etnosains, secara metodologis dipandang cukup memadai untuk mengungkap aspek pengetahuan manusia yang membimbing perilakunya sehari-hari. Penekanan etnosains pada sistem atau perangkat pengetahuan yang merupakan pengetahuan khas dari suatu masyarakat yang menunjukkan kelompok tersebut bertahan hidup dalam suatu relung ekologis tertentu.Secara definitif etnosains memiliki pengertian pengetahuan yang dimiliki suatu bangsa lebih tepat lagi suku bangsa atau kelompok sosial tertentu. Berkaitan dengan entnosains itu pengetahuan tentang bahasa merupakan jalan yang paling mudah untuk sampai pada sistem pengetahuan suatu masyarakat. Melalui bahasa berbagai pengetahuan baik yang tersembunyi (tacit) maupun yang tidak (explicit) terungkap oleh peneliti (Abdullah dan Pitana, 2016: 17). 

Sumber:  http://eprints.umpo.ac.id/6274/2/18.%20Etnolinguistik%20Teori%20dan%20Praktik.pdf 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengkaji Hustle Culture yang dilakukan Pandji Pragiwaksono dalam konten "Work Life Trampoline"

Penanda dan Petanda (Signifier dan Signified) dari Ferdinand de Saussure

Kajian literatur dalam pembuatan kajian ilmiah