Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Sreetart Graffiti

Gambar
Pengalaman pribadi dan alasan meneliti graffiti Berawal dari masa sekolah, saat itu saya berada dibangku sekolah kelas 10 di salah satu STM di Jakarta Pusat, yaitu SMKN 34 Jakarta atau yang lebih dikenal dengan STM 6 KR. Jarak yang jauh dari pusat kota kerumah saya yang di Bekasi membuat saya banyak memperhatikan sudut-sudut jalanan. Ketika naik angkutan umum saya selalu memperhatikan tembok-tembok pinggir jalan, rolling door ruko, pagar rumah, tiang listrik, bahkan pembatas jalan selalu dipenuhi oleh coretan-coretan yang misterius dan artisty. Ada beberapa coretan yang konsisten bentuk dan style nya di banyak tempat membuat saya semakin penasaran dengan coretan itu. Karena menurut saya coretan anak STM tidak seunik dan sebagus ini. Saya mencari tahu di media social saat itu yaitu Instagram, saya kesulitan mencari tahu karena mreka adalah orang-orang yang anonymous. Tetapi saya dapat menemukan akun graffiti tersebut dan saya mengikutinya. Akhirnya saya lebih banyak tahu algoritma str

KAJIAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE: DALAM KARYA SENI GRAFFITI OLEH TUTU

Gambar
  ANALISIS SEMIOTIKA PADA GRAFFITI KARYA TUTU PENDAHULUAN 1.      Latar belakang   Graffiti berasal dari kata Italia “grafitto” yang berarti guratan atau goresan, yang memiliki atau memberikan fungsi pada pemanfaatan aksi corat-coret (Sani, 2015: 2). Graffiti   adalah   seni   rupa   yang   dibuat   di   atas   dinding   untuk menuliskan   kalimat tertentu dengan menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume (Yuniar, 2017:    3).    Graffiti    merupakan    sebuah symbol berupa    nama    atau    identitas    dari artist/writer tersebut. Kata   graffiti   berasal   dari   bahasa   latin   yaitu graphium yang   artinya   tulisan (Budyastomo,   2018:   146-156).   Menurut    Kenneth   Burke   memandang   dari   teori Dramatisme,   komunikasi   merupakan   cara   berproses   untuk   menuangkan   gagasan serta   pengalaman(Widagdo,   2016:   24-34).   Komunikasi   dalam   sebuah   karya   seni berupa penanda nama kota atau gang tertentu sebagai ciri khas dari kota itu sendiri

KAJIAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE: RELASI TRIKOTOMI (IKON, INDEKS DAN SIMBOL) DALAM SAMPUL ALBUM MUSIK "LELAKU" KARYA FOURTWENTY

Gambar
  PENDAHULUAN Band Fourtwnty terbentuk sejak tahun 2010, tepatnya pada tanggal 20 April 2010. Band yang berdomisili di Jakarta ini ternyata adalah bentukan Roby Satria, atau nama bekennya Roby Geisha. Ya, Roby adalah salah satu personel Geisha bersama dengan Momo. Dalam band ini, Roby bertindak sebagai produser, music director, dan composer. Sementara itu, band ini memiliki 3 personel, yaitu Ari, Nuwi dan Roots. Uniknya, Fourtwnty biasanya hanya menampilkan dua orang personelnya, dan jarang sekali memperlihatkan dalam formasi utuhnya. Sosok yang bisa dibilang itu adalah Roots, dan banyak yang menduga bahwa Roots ini sebenarnya adalah Roby Geisha. Sayangnya, dugaan itu salah, karena Roby sendiri menyangkal dugaan tersebut. Fourtwnty merilis karya mereka dalam bentuk full album berjudul “Lelaku” pada bulan Mei 2015. Mereka telah memanjakan pendengarnya dengan nada-nada santai dan nyaman didengar di seluruh Indonesia. Mereka adalah musisi multi-intstrumentalis yang mendedikasikan diri

Review Kajian Seni Rupa dan Disain

  JURNAL 1 Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: SEMIOTIKA ANALISIS TANDA PADA KARYA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Pendekatan: fenemologi Analisis: Kualiitatif Kesimpulan : Penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuandalam hal ini desain komunikasi visual - dimungkinkan, karena ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Artinya, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana social. Bertolak dari pandangan semiotika tersebut, jika sebuah praktik social dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya - termasuk karya desain komunikasi visual – dapat juga dilihat sebagai tanda-tanda. Hal itu menurut Yasraf Amir Piliang dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.   JURNAL 2 Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Trilogi Simbiosis Seni Rupa, Arsitektur dan Ruang Publik Pendekatan: Kuantitatif Analisis: Pembahasan yang terdapat pada jurnal tersebut berisikan tentang tujuan untuk meningka